Sabtu, 01 Januari 2011

KETULUSAN SEORANG PRAMURIA


Xia, dengan rambut yang dikuncir dia melangkah pasti kekota dengan membawa suatu harapan dia dapat membantu teman2nya didesa sehingga bisa merasakan hangatnya bangku sekolah. yang selama ini sangat belum pantas disebut sekolah. ayahnya sangat bangga melihat anaknya bisa mandiri, bisa mencari uang sendiri, tapi disatu sisi guru disekolahnya meneteskan air mata melihat dia. dalam diarynya dia tulis bahwa hangatnya tubuh pak Walikota tak sehangat pacarku dikampung. dan dengan hasil yang dia dapatkan dibulan pertama, sekolahnya bisa ada papan tulis baru, bulan kedua ada meja dan bangku yang layak, bulan ketiga setiap murid mempunyai buku masing2, bulan keempat setiap murid mempunyai dasi masing2, bulan kelima setiap murid tidak ada yang masuk sekolah tanpa alas kaki lagi, bulan keenam dia kembali melihat keadaan sekolahnya, dan dia menangis haru karena sekolah yang dulu reot bisa berubah menjadi salah satu bangunan yang megah dikampungnya. tapi dia tahu pederitaannya selama ini seimbang dengan apa yang dapatkan. keesokan harinya dia kembali kekota  dan pada bulan ketujuh sekolah telah mempunyai halaman yang luas untuk anak2 bermain bahkan mempunyai bendera nasional sendiri yang selama ini tak mampu tuk dibeli, di bulan kedelapan sekolah mempunyai lapangan basket, bulan kesembilan setiap anak mempunyai  pensil atw alat tulis sendiri. dan pada akhirnya Xia dikenalkan pada seseoarang yang kaya raya,  yang bersedia membayar mahal untuk tidur dengan dia, dan dengan langkah yang pasti dia menuju kehotel dimana sang pengusaha berada, dengan menyimpan satu harapan setelah ini, dia akan berhenti untuk melacurkan diri, dan ini menjadi tamu yang terakhir. dan bisa kembali kedesa bersama2 murid-muridnya,Akan tetapi nasib berkata lain dan sungguh tragis dengan apa yang terjadi dimalam itu, Xia diperkosa dan dibunuh oleh tiga orang pengusaha asing tersebut. padahal keesokan harinya dia berusia genap 21 tahun. Xia meninggal tanpa bisa memenuhi keinginannya yang terakhir tuk bertobat. dan membangun suatu kelas khusus dimana kelas tersebut dilengkapi dengan komputer, Seorang pelacur telah meninggal dunia keheningan yang diwarnai dengan deraian air mata tak terbendung lagi menyelimuti desa tersebut. ratusan pelayat datang memberi penghormatan didepan foto hitam putih yang tersisa dari seorang Xia yang malang, para guru-guru dan murid sekolah tersebut tak henti-hentinya menitikan air mata. awan hitam yang kelam menghiasi cakrawala diatas desa ''Ganshu'' kepala sekolah membuka diary dan membacanya Xia menulis,,,'' SEKALI MELACUR BISA MEMBANTU ANAK YANG TAK BISA SEKOLAH,, SEKALI MENJADI WANITA SIMPANAN BISA MEMBANGUN SEBUAH SEKOLAH YANG TELAH HILANG HARAPAN '' sungguh mulia hatimu Xia,

3 komentar: